Perpustakaan PUSDAI JABAR

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Segulung Cerita Tua

Text

Segulung Cerita Tua

Yanusa Nugroho - Nama Orang;

Buku kumpulan cerpen yang berisi 18 cerpen karya Yanusa Nugroho. Krepa namaku. Resi, gelar yang diberikan orang kepadaku. Aku adalah seorang raja dari kerajaan Tempuru. Tentunya kau masih tak mengenaliku… ha-ha-ha. Sejarah memang hanya mencatat para pahlawan, yang sanggup menorehkan darah pada halaman kehidupan manusia. Tak apa, itulah hidup. Seperti kusebutkan tadi, aku adalah Krepa, kakak kandung Dewi Krepi yang kemudian menikah dengan Bambang Kumbayana; yang setelah peyot bernama Resi Dorna.

Nah aku yakin,begitu kusebutkan nama adik iparku itu, kau pasti segera mengenali siapa diriku, setidaknya dari orang yang terkenal satu ini. Aku sekedar ingin bercerita kepadamu bahwa sejarah hidupku telah diselewengkan banyak orang, justru karena aku dianggap tidak memiliki andil apa-apa di dalam peperangan besar itu. Mereka hanya tahu bahwa peperangan besar itu hanyalah nasib, garis kepastian yang telah ditetapkan. Puih! Bagaimana mungkin orang bisa mempercayai bahwa itu adalah garis nasib, sementara mereka berada dalam aliran kehidupan yang berisi “nasib” itu? Bagiku, itu tak lain adalah pikiran bodoh untuk menutupi ketidak-mampuan berpikir mereka. Nasib? Ha-ha-ha-ha… kau percaya itu? Kenapa tidak!

Peperangan besar adalah puncak kobaran gesekan api dendam yang disulut oleh Kurawa. Tetapi, benarkah sebenarnya Kurawa yang menyulutnya? Mungkinkah batu memercikkan api hanya ketika bergesekan dengan angin? Bagiku, Abiyasa-lah penanam benih perpecahan itu sendiri. Dialah yang menggesek-gesekkan batu kekerasan anak-anaknya sendiri dengan menyerahkan tahta Ngestinapura kepada Pandu – si pucat itu. Mengapa dia tidak menyerahkan tahta itu kepada Destarastra yang – meskipun tak pernah bisa mengetahui merahnya mawar dan putihnya melati – lebih berhak ketimbang Pandu? Siapa yang tak sakit hati merasakan haknya diserahkan begitu saja kepada orang lain, hanya karena alam menciptakan sepasang kebutaan pada matanya?


Ketersediaan
B0005441813 NUG sPerpus PUSDAITersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
813 NUG s
Penerbit
Jakarta : Penerbit Buku Kompas., 2002
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-709-030-2
Klasifikasi
813
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar

Anda harus login sebelum memberikan komentar

Perpustakaan PUSDAI JABAR
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat merupakan pusat informasi Islam yang mendukung program PUSDAI sebagai Centre of Excellence dalam nilai keislaman, pendidikan, dan budaya. Menyediakan koleksi literatur Islam dan umum yang lengkap dan mudah diakses. Dilengkapi dengan Galeri Mushaf Al-Qur’an Sundawi, mushaf tulisan tangan bermotif batik khas Jawa Barat.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik