Text
Masa Depan Partai Islam di Indonesia Studi tentang Volatilitas Elektoral dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Sejak keterbukaan politik kembali dibuka di era informasi, pilihan ideologi yang hampir pernah dipraktikkan pada era 50-an terulang kembali. Pertarungan ideologi antara nasionalisme, sosialisme, islam, dan pembangunan (developmentalisme) tidak dapat dielakkan sejak pemilu pertama era reformasi, pemilu 1999. Persaingan antara partai-partai yang mungusung ideologi nasionalisme, islam, dan pembangunan mrupakan representasi ideologi yang masih bertahan pada aras politik Indonesia.
Keberadaan parpol islam bukan sekedar penandaa tumbuh suburnya pluralitas politik di Tanah Air, namun lebih jauh dari itu, pluralitas keindonesiaan tidak ada artinya tanpa keislaman didalamnya. Oleh karenannya, partai-partai islam tetap relevan dan dibutuhkan, bukan hanya sebagai saluran aspirasi dan kepertingan umat islam, melainkan juga sebagai bagian dari pluralitas dan keindonesiaan itu sendiri.
Pengalaman sejarah politik itu semakin mengukuhkan satu postulat bahwa ideologi nasionalisme dan islam adalah dua ideologi besar dalam sejarah politik Indonesia yang tidak akan pernah pudar. Nasionalisme dan islam akan tetap bersanding dan terus bertanding sebagai ideologi politik masyarakat Indonesia alam mendirikan partai-partai politik.
Peluan ideologi islam dan partai-partai islam dimasa depan bergantung pada sejauh mana ideologi islam dapat dihadirkan untuk menjawab persoalan keindonesiaan dan kebangsaan.
B0007670 | 297.662 MAS | Perpus PUSDAI | Tersedia |
B0007669 | 297.662 MAS | Perpus PUSDAI | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain