Text
Yasmin
Aku berlari ke luar rumah, mengambil sepeda dan mengayuhnya secepat kubisa. Emak pasti bisa melihat air mataku. Air mata yang mewakili setiap keruntuhan keyakinannku. Aku tahu Emak tidak bisa melakukan semuanya sendirian, menjadi penopang keluarga yang tengah berantakan.
Aku hanya ingin belajar di pesantren, tapi juga tak ingin menyakiti hati Emak. Aku ingin berilmu seperti Ali dan para sahabat Nabi lainyya, tapi aku juga ingin berbakti seperti bakti Fatimah kepada Ayahanda Nabi Muhammad SAW.
Apakah Allah akan memaafkan karena pilihanku pergi dari rumah untuk brlajar agama? Atau, justru rida Allah tidak akan manuntunku karena aku bersikeras meninggalkan emak?
B0003641 | 813 ISL y | Perpus PUSDAI | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2025-02-28) |
Tidak tersedia versi lain